Cara kerja sistem fire alarm konvensional melibatkan serangkaian langkah yang saling terkoordinasi untuk mendeteksi serta memberikan peringatan dini terhadap kebakaran. Berikut adalah tahapan utama dalam prosesnya:
-
Deteksi Kebakaran
Sistem dimulai dengan sensor pendeteksi kebakaran, seperti detektor asap atau detektor panas. Ketika sensor ini mendeteksi adanya asap atau suhu yang melebihi ambang batas yang telah ditentukan, mekanisme internalnya akan berubah, misalnya dengan menutup atau membuka sirkuit.
-
Pengiriman Sinyal ke Panel Kontrol
Perubahan yang terjadi pada detektor akan mengirimkan sinyal ke panel kontrol alarm kebakaran. Karena sistem ini bersifat konvensional, seluruh detektor dalam satu zona terhubung menggunakan kabel ke panel kontrol. Namun, panel ini hanya dapat mengidentifikasi zona yang terkena dampak, bukan detektor spesifik yang diaktifkan.
-
Aktivasi Perangkat Peringatan
Setelah menerima sinyal dari detektor, panel kontrol akan mengaktifkan perangkat peringatan, seperti bel alarm, sirine, atau lampu strobo. Tujuan dari perangkat ini adalah untuk memberikan peringatan kepada penghuni gedung agar segera merespons keadaan darurat dan melakukan evakuasi.
-
Penggunaan Stasiun Manual (Pull Station)
Selain detektor otomatis, sistem ini juga umumnya dilengkapi dengan stasiun manual (pull station). Jika seseorang melihat tanda-tanda kebakaran sebelum detektor merespons, mereka dapat secara manual mengaktifkan alarm dengan menarik tuas atau menekan tombol pada pull station, yang kemudian mengirimkan sinyal ke panel kontrol.
-
Koordinasi dan Tanggapan Darurat
Beberapa sistem mungkin memiliki fitur tambahan yang memungkinkan mereka terhubung langsung ke layanan darurat, sehingga pihak berwenang dapat segera mengetahui adanya potensi kebakaran. Panel kontrol juga dapat menampilkan indikator atau lampu peringatan yang menunjukkan zona yang terdampak, membantu proses evakuasi serta penanganan darurat.
-
Reset Sistem
Setelah situasi darurat terkendali, sistem alarm kebakaran harus direset agar kembali berfungsi normal. Proses reset ini umumnya dilakukan secara manual melalui panel kontrol untuk memastikan sistem kembali ke mode siaga dan siap mendeteksi potensi kebakaran berikutnya
Cara Instalasi Fire Alarm Konvensional Sesuai Standar NFPA
Proses instalasi fire alarm konvensional harus dilakukan dengan mengikuti kode dan regulasi setempat serta standar industri yang berlaku, seperti NFPA (National Fire Protection Association). Instalasi yang tepat memastikan sistem berfungsi secara optimal dalam mendeteksi kebakaran dan memberikan peringatan dini.
Sistem fire alarm konvensional merupakan jenis yang paling sederhana dalam kategori sistem alarm kebakaran. Untuk melakukan pemasangannya, beberapa komponen yang dibutuhkan antara lain:
- Kabel
- Detektor (asap atau panas)
- Alarm bell
- Indicating lamp
- Manual call point
- Master Control Fire Alarm Konvensional
- Dan komponen lainnya yang mendukung sistem
Sistem ini bekerja dengan cara menerima sinyal langsung dari zona yang terdeteksi adanya kebakaran, kemudian mengaktifkan perangkat output seperti alarm bell dan indicating lamp untuk memberikan peringatan.
Fire alarm konvensional biasanya digunakan pada bangunan dengan skala kecil atau struktur yang tidak terlalu kompleks, seperti:
- Perumahan
- Minimarket
- Pertokoan
- Gudang
- Ruangan tertentu dalam suatu bangunan
Proses Instalasi Fire Alarm Konvensional Sesuai Standar NFPA
Instalasi sistem fire alarm konvensional harus dilakukan dengan cermat agar dapat berfungsi secara optimal dalam mendeteksi dan memberikan peringatan dini terhadap kebakaran. Oleh karena itu, berikut adalah langkah-langkah yang harus diikuti:
1. Persiapan dan Perencanaan
Agar sistem fire alarm bekerja secara efektif, tahap awal yang sangat penting adalah melakukan perencanaan yang matang. Langkah-langkahnya meliputi:
- Evaluasi Kebutuhan: Langkah pertama, identifikasi jenis dan jumlah detektor kebakaran yang dibutuhkan, baik itu detektor asap, panas, maupun manual call point. Selain itu, tentukan jumlah alat peringatan seperti alarm bell dan lampu strobe.
- Penentuan Zonasi: Setelah itu, bagi bangunan ke dalam beberapa zona untuk mempermudah identifikasi lokasi kebakaran jika alarm diaktifkan.
- Pembuatan Rencana Instalasi: Selanjutnya, buat sketsa yang mencakup lokasi pemasangan panel kontrol, detektor, stasiun manual, serta perangkat peringatan agar sistem dapat mencakup seluruh area yang perlu dilindungi.
2. Pemasangan Panel Kontrol Fire Alarm
Setelah perencanaan selesai, langkah berikutnya adalah pemasangan panel kontrol, yang merupakan pusat dari sistem fire alarm. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tahap ini, antara lain:
- Menentukan Lokasi yang Strategis: Pastikan panel kontrol dipasang di tempat yang mudah diakses agar memudahkan pemantauan dan pemeliharaan rutin.
- Koneksi ke Sumber Daya: Selain itu, hubungkan panel ke sumber listrik utama dan tambahkan baterai cadangan untuk memastikan sistem tetap beroperasi meskipun terjadi pemadaman listrik.
3. Instalasi Detektor dan Stasiun Manual
Setelah panel kontrol terpasang, langkah selanjutnya adalah memasang detektor dan stasiun manual dengan memperhatikan hal-hal berikut:
- Penempatan Detektor: Pastikan detektor asap dipasang di langit-langit atau dinding dengan menghindari sudut mati agar cakupan deteksi lebih optimal. Selain itu, untuk detektor panas, pasang di area yang rentan terhadap peningkatan suhu tinggi.
- Pemasangan Stasiun Manual: Letakkan pull station di lokasi strategis, seperti dekat pintu keluar atau jalur evakuasi, dengan ketinggian yang sesuai standar agar mudah dijangkau oleh semua penghuni gedung.
4. Pemasangan Perangkat Peringatan
Setelah itu, instalasi perangkat peringatan seperti alarm bell dan lampu strobe harus dilakukan dengan benar untuk memastikan semua penghuni dapat menerima peringatan dengan jelas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tahap ini meliputi:
- Sirene dan Lampu Strobe: Pasang di lokasi yang mudah terlihat dan terdengar oleh semua orang di dalam gedung. Selain itu, pastikan volumenya cukup keras dan lampunya cukup terang untuk menarik perhatian.
- Alarm Bell: Sebaiknya, perangkat ini ditempatkan di area yang strategis agar dapat memberikan peringatan yang efektif kepada seluruh penghuni bangunan.
5. Instalasi dan Pengkabelan
Agar seluruh perangkat dapat bekerja dengan baik, sistem pengkabelan harus dilakukan dengan benar. Proses ini mencakup beberapa langkah berikut:
- Penggunaan Jenis Kabel yang Sesuai: Untuk koneksi antara panel kontrol dan sumber listrik 220V, gunakan kabel tahan api yang sesuai dengan standar NFPA.
- Penyambungan Detektor Secara Paralel: Hubungkan detektor dengan sistem paralel, di mana terminal L(+) dan Lc(-) disambungkan ke panel kontrol untuk memastikan seluruh perangkat dapat mendeteksi sinyal dengan akurat.
- Pemasangan End of Line (EOL): Pada detektor terakhir dalam satu zona, sambungkan dengan EOL resistor dan kapasitor, yang berfungsi sebagai penanda bahwa loop telah berakhir.
6. Pengujian dan Aktivasi Sistem
Setelah semua komponen terpasang, langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian dan aktivasi sistem. Tahapan ini sangat penting untuk memastikan bahwa sistem fire alarm berfungsi dengan baik. Langkah-langkahnya meliputi:
- Pemeriksaan Koneksi: Pastikan semua kabel telah terhubung dengan benar dan tidak ada sambungan yang terputus.
- Pengujian Fungsional: Lakukan uji coba sistem untuk memastikan bahwa setiap komponen, seperti detektor, alarm bell, dan lampu strobe, dapat bekerja sesuai fungsinya.
- Pelatihan Staf atau Penghuni Gedung: Selain itu, berikan pelatihan kepada staf atau penghuni gedung tentang cara mengoperasikan dan merespons sistem alarm kebakaran dengan benar.
7. Pemeliharaan dan Inspeksi Rutin
Setelah sistem beroperasi, langkah terakhir adalah melakukan pemeliharaan secara berkala. Beberapa tindakan yang perlu dilakukan antara lain:
- Menetapkan Jadwal Inspeksi Rutin: Pemeriksaan berkala penting untuk memastikan bahwa semua perangkat tetap dalam kondisi optimal dan siap digunakan kapan saja.
- Melakukan Perawatan Preventif: Bersihkan detektor secara rutin dan periksa koneksi kabel untuk menghindari gangguan yang dapat menyebabkan kegagalan sistem.
Pentingnya Menggunakan Jasa Profesional
Mengingat keselamatan adalah prioritas utama, memastikan bahwa sistem proteksi kebakaran bekerja dengan baik sangatlah penting. Trayasafe siap membantu Anda dalam Instalasi Fire Alarm Konvensional Standart NFPA
yang tidak hanya memenuhi standar, tetapi juga memberikan perlindungan maksimal.
Kami menawarkan solusi lengkap, mulai dari konsultasi, perencanaan, instalasi, hingga pemeliharaan sistem fire alarm. Dengan tim profesional yang berpengalaman, kami memastikan bahwa setiap aspek dari sistem fire alarm Anda terpasang dengan baik dan berfungsi sempurna.
—hubungi kami sekarang untuk konsultasi gratis dan dapatkan solusi fire alarm terbaik sesuai kebutuhan Anda.